Selasa, 10 November 2015

ALUR BANUN

Banun adalah seorang wanita yang kuat dan mandiri. anak-anaknya dapat dihidupkannya dan disekolahkannya ke perguruan tinggi. Banun mengajarkan anaknya untuk hidup mandiri dan menelaah kata "tani" yang di jelasknanya adalah tahani. Banun mengajarkan kesemua anaknya untuk menahan dalam membeli segalanya. dia lebih suka membuatnya sendiri. karna penghematan Banun itulah banun bisa menjadi orang yang kaya. dari hanya sepetak tanah sawah yang dimilikinya sampai hampir seluruh tanah sawah itu miliknya. Banun sangat menghargai dan menjungjung tinggi ilmu tani nya .
Cerpen berjudul 'Banun' Karya Damhuri Muhammad ini sangat penuh makna dan pesan-pesan kehidupan, sebagaimana dijelaskan jika berhemat adalah cara yang tepat agar kita menjadi orang sukses namun jangan pernah lupa untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Mencertitakan kisah tokoh 'Banun' yang merupakan seorang wanita tangguh dan bertekad kuat. Cerpen ini mengandung lengkap nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen serta dijelaskan dengan bahasa baku yang estetis sekaligus mudah dipahami oleh para pembaca.

Interpretasi teks cerpen dapat melalui penelaahan unsur intrinsik atau ekstrinsiknya. Melalui telaah unsur intrinsik dan ekstrinsik kita bisa melakukan interpretasi. Kedua unsur itu adalah sebagai berikut.
1. Tema
Tema teks cerpen adalah hal yang dibahas dalam cerpen tersebut. Hal ini dapat diketahui dari apa yang jadi konflik antartokoh, apa yang menjadi perasaan, pikiran, keinginan para tokoh. Tema pada cerpen “Banun” adalah keberanian sesorang yang tidak memperdulikan omongan orang lain tentang dirinya demi masa depan dia dan keluarganya. Banun terkenal dengan orang yang kikir namun sebenarnya Banun adalah seorang pekerja keras yang dengan gigih berjuang utuk kehidupan dirinya dan anak-anaknya.
2. Amanat
Amanat adalah pesan berharga yang ada dalam teks cerpen. Amanat selalu berkaitan dengan tema. Amanat pada cerpen “Banun” adalah jangan pernah menilai orang hanya dari kebiasaaan yang dilakukan tanpa pernah tahu apa maksud dan tujuan orang itu melakukannya. Jadilah orang yang selalu bekerja keras dalam melakukan segala pekerjaan.

3. Alur
Alur adalah jalan cerita yang dipakai penulis dalam menceritakan kisahnya. Alur cerpen Banun Menggunakan alur campuran karena menceritakan asal-muasal Banun dijuluki Banun Kikir.

Kaidah pemplotan dalam cerpen “Banun”
  1. Plausibilitas ( kemasukakalan). Plausibilitas yaitu menyaran pada pengertian suatu hal yang dapat dipercaya sesuai dengan logika cerita. Plot sebuah cerita haruslah memiliki sifat plausible, dapat dipercaya oleh pembaca. (Banun menjodohkan anaknya dengan lelaki lain yang beralasan hatinya kecewa dengan Palar karena selalu dihina)
  2. Suspense (rasa ingin tahu). Suspense adalah hasrat dari pembaca suatu cerpen untuk menyelesaikan kegiatan membacanya yang dikarenakan cerita tersebut menarik, memotivasi dan mengikat pembaca. Rasa ingin tahu terlihat dari alasan yang mendasari menghina Banun dengan sebutan kikir hanya karena tidak pernah membeli dagangan orang lain dan memilih bekerja keras untuk menanam tanaman itu sendiri serta mencari barang substitusi akan barang tersebut. Misalnya minyak tanah dan elpiji digantikan dengan daun kelapa yang kering.
  3. Surprise ( Kejutan). pemplotan dengan cara mengejutkan pembaca ketika telah larut dalam suatu cerita pendek atau cerpen. (Palar tiba-tiba ingin meminang Banun)
  4. Unity( kesatupaduan), pemlotan dengan cara mengutamakan keutuhan, keterkaitan antara hal sebelumnya dan didiceritakan dengan hal yang lain. Adanya keterkaitan antara beberapa. Cerpen Banun ceritanya saling bersangkutan dari awal yaitu keadaan Banun yang ditinggal mati suaminya yang mempunyai kelebihan parasnya yang cantik, menyebabkan palar ingin meminanngnya. Setelah palar ditolak oleh Banun tetap saja berusaha untuk dekat dengan Banun yaitu dengan cara meminang anak Banun (Rimah) untuk anaknya (Rustam). Tetapi karena Banun kecewa dengan sikap palar maka Banun menolaknya dan menjodohkannya dengan lelaki lain, sementara Palar semakin menghina Banun. Hal ini menyebabkan Rimah memarahi Banun karena tidak menjodohkannya saja dengan Rustam.

4. Penokohan
Penokohan adalah cara penulis menggambarkan karakter tokoh-tokohnya.
No.TokohKarakter Tokoh
1.BanunTangguh, keras kepala, hemat, dan pekerja keras
2.RimahPembantah
3.NamiPembantah
4.PalarPemalas, pendendam, dan pemarah
5.Zubaedah (istri Palar)Pemboros
Sudut Pandang pada cerpen “Banun” tersebut menggunakan sudut pandang orang ketiga yaitu penggunaan nama yang sering digunakan pengarang dalam menceritakan tokoh utamanya yaitu Banun

5. Latar
Latar meliputi tempat, waktu, dan suasana peristiwa yang terjadi atau yang diceritakan.
No.LatarKalimat
1.Latar tempat
  1. Di hutan mana para pemburu melepas anjing, di sana pasti tegak lapak lemang-tapai milik Banun.
  2. Maka, selepas kesibukannya menanam, menyiangi, dan menuai padi di sawah milik sendiri, dengan segenap tenaga yang tersisa, Banun menghijaukan pekarangan dengan bermacam-ragam sayuran, cabai, seledri, bawang, lengkuas, jahe, kunyit, gardamunggu, jeruk nipis, hingga semua kebutuhannya untuk memasak tersedia hanya beberapa jengkal dari sudut dapurnya.
  3. “Keluargamu beruntung bila menerima Rustam. Ia akan menjadi satu-satunya insinyur pertanian di kampung ini, dan hendak menerapkan cara bertani zaman kini, hingga orang-orang tani tidak lagi terpuruk dalam kesusahan,” ungkap Palar sebelum meninggalkan rumah Banun
2.Latar suasana
  1. (Menegangkan) Rupanya penolakan Banun telah menyinggung perasaan Palar. Lelaki itu merasa terhina. Mentang-mentang sudah kaya, Banun mentah-mentah menolak pinangannya.
3.Latar Waktu
  1. Banun tukang lemang yang hanya akan tampak sibuk pada hari Selasa dan Sabtu, hari berburu yang nyaris tak sekali pun dilewatkan oleh para penggila buru babi dari berbagai pelosok.
  2. Saban petang, selepas bergelimang lumpur sawah, daun-daun kelapa kering itu dipikulnya dari kebun yang sejak lama telah digarapnya.
  3. Setiap Jumat, Banun datang berkunjung, menjenguk cucu, secara bergiliran.

7. Latar Belakang Pengarang
Damhuri Muhammad lahir pada tanggal 1 Juli 1974 di Taram, Payakumbuh, Sumatra Barat. Dia sangat mengenal budaya Minang karena dia dibesarkan dengan budaya Minang. Di dalam cerpen Banun Damhuri Muhammad menggambarkan tokoh Banun sebagai orang yang suka bekerja keras dan hemat.
Latar belakang Damhuri Muhammad banyak memengaruhi hasil karyanya. Sebagai orang Minang yang terkenal dengan kerja kerasanya dalam mencapai sebuah cita-cita. Hal ini memberikan inspirasi bagi Damhuri dalam menciptakan tokoh Banun yang yang tidak memperdulikan omongan orang lain tentang dirinya demi masa depan dia dan keluarganya.
Keterkaitan Pengarang dengan latar belakang daerahnya.
  1. Masakan : Lemang
  2. Perjodohan : Perjodohan Rimah dengan Rustam yang gagal, Perjodohan Rimah dengan lelaki lain.
  3. Merantau : Rustam yang sekolah di luar negeri.
  4. Pintar dagang : Penjual Minyak dan gas elpiji.
  5. Etos Kerja tinggi : Banun yang bekerja keras sebagai petani yang tidakmembeli bahan makanan tetapi menanamnya sendiri.
Diagonal Select - Hello Kitty 2


KOMENTAR / PENDAPAT MENGENAI CERPEN   
 “MERAIH MIMPI”
  
 Hidup sudah diatur oleh Sang Khalik , begitu juga dengan hidup Nanda. Ada saatnya kita diuji ada saatnya pula kita diberi kebahagiaan .
  Disaat  Nanda mendapat begitu banyak ujian yang menimpanya , Nanda tidak pernah mengeluh dan putus asa. Dia terus berjuang , berusaha , dan berdoa .
  Dan akhirnya doa nya terkabul , usahanya pun tak sia-sia . ia sekarang sudah sukses dengan bisnisnya. Walaupun Nanda sudah sukses namun dia tidak menjadi angkuh dan sombong terutama dihadapan Tuhan. Karena berkat ridha-Nya Nanda dapat meraih kesuksesannya. Selain itu bimbingan dan motivasi dari kedua orang tuanya membuat Nanda menjadi tegar dalam menghadapi banyak ujian yang menimpanya , sehingga Nanda bisa menjadi sukses seperti sekarang.
  Kita patut meniru sikap baik dari Nanda ,seperti tidak pernah mengeluh dan putus asa, terus berjuang, berusaha, dan berdoa, sampai sikapnya yang tidak angkuh dan tidak sombong , setelah sukses berbisnis terutama kepada Tuhan

Sinopsis Novel Salah Asuhan




Novel ini dianggap sebagai karya monumental terbaik dalam bidang sastra Indonesia yang memulai babak modern. Dahulu novel Salah Asuhan ini sempat ditolak diterbitkan oleh Balai Pustaka dan kemudian ditulis kembali dengan menampilkan karakter Eropa yang baik pada jaman itu. Memang saat itu Balai Pustaka hanya mengijinkan buku “putih” untuk dicetak. Yakni buku yang tidak ada muatan pemberontakan dan haruslah memakai bahasa Melayu yang formal. Bagaimana kisah dalam Salah Asuhan dimulai? Sederhana saja, kisah cinta antara dua anak manusia, Corrie Du Bussee dengan seorang pemuda Minang bernama Hanafi.

Kisah cinta mereka penuh intrik pun konflik sebab pada faktanya Corrie adalah bagian dari keangungan Eropa, meski ibunya seorang pribumi. Dan Hanafi sendiri adalah pemuda biasa yang berasal dari Solok. Saat itu, tabu untuk menyatukan seorang Eropa dan Pribumi. Meski Corrie paham ia juga menaruh hati pada sahabatnya, Hanafi. Namun pertentangan hebat dalam dirinya membuat ia meninggalkan Solok dan berangkat ke Betawi untuk melanjutkan pendidikannya. Hanafi sangat terpukul. Ia terluka dan rapuh. Ia mengurung dirinya, tidak berminat lagi pada aktifitas manusia semacam makan dan minum. Ia berubah menjadi seseorang yang acuh pada lingkungan, kurus, ceking layaknya seseorang yang diserang penyakit ganas.


Namun, ditengah masa “berkabung hati” tersebut, ada Rapiah si gadis Minang dengan budi pekerti dan tutur kata yang baik. Ia juga perempuan Minang yang saleh dan menjadi pilihan Ibu Hanafi. Didesak dengan keinginan orang tua, kehampaan hidup ditinggal oleh Corrie, dan balas budi pada mamak Rapiah, pada akhirnya Hanafi setuju untuk menikahi Rapiah. Pernikahan tanpa cinta itu sudah serba salah di permulaannya. Pada cara pernikahan, Hanafi yang memang telah lama memilih hidup dalam kebudayaan Eropa menolak memakai pakaian adat Minang. Hal tersebut menjadi permasalahan yang pelik.

Pernikahan compang itu berlanjut tanpa kebahagian. Hanafi tidak memperlakukan Rapiah dengan cinta. Meski mereka telah memiliki buah hati bernama Syafi’i, namun bocah tersebut selalu merasa tak aman dan nyaman saat berada dekat dengan sang ayah. Hanafi tak hanya berperangai buruk pada Rapiah dan anaknya, tetapi juga pada sang ibu yang melahirkannya ke dunia ini. Hanafi banyak bergaul dengan orang Eropa, dan memilih menyembunyikan identitas Rapiah. Ia malu memperisteri Rapiah. Ia bahkan diibaratkan seorang pembantu jika seorang karib Eropa-nya datang bertandang ke rumahnya.

Semua bergulir dan begitu menyiksa bagi semua orang. Sampai pada suatu waktu, Hanafi mendapatkan musibah yang mengharuskan ia berangkat ke Betawi untuk berobat. Ia meninggalkan ibu, isteri dan anaknya dengan perasaan bahagia, sebab ia diam-diam menyongsong Corrie, kekasih hatinya. Singkatnya, mereka akhirnya bertemu di Betawi. Cinta yang padam kembali hidup dan membara. Bahkan Hanafi memilih pisah dari Rapiah dengan mengiriminya surat perihal ia dan Corrie. Hal ini menyentak hati Rapiah dan membuat ia akhirnya perlahan melupakan Hanafi, sang suami. Lantas bahagiakah Hanafi memperisteri Corrie? Jawabannya tidak. Pernikahan mereka dihalau berbagai riak. Konflik novel ini dimulai dari sini.
Analisis Cerpen Juru Masak Karangan Damhuri Muhammad

    I.            Unsur Intrinsik

A.   Judul        : Juru Masak

B.  Tema         :  Bidang Keahlian

C.  Setting       :

a)    Tempat

-        Lareh Panjang : ( Makaji yang merupakan juru masak nomer satu di Lareh Panjang.)

-         Rumah Mangkudun : ( Kenduri di rumah Mangkudun begitu

Semarak.)

b)    Waktu

-         Beberapa tahun lalu : ( Beberapa tahun lalu, pesta perkawinan Gentasari dengan Rustamdji yang digelar dengan menyembilih tiga belas ekor kambing dan berlangsung tiga hari.)

-         Sejak dulu : ( Sejak dulu, Makaji tidak pernah keberatan membantu keluarga mana saja.)

-         Kini : ( Azrial kini sudah menjadi juragan, punya enam rumah makan dan dua puluh empat anak buah yang tiap hari melayani pelanggan.)

-         Sejak ibunya meninggal : ( Sejak ibunya meninggal, ayahnya itu sendirian saja di rumah tidak ada yang merawat.)

-         Dua hari sebelum perhelatan berlangsung : ( Dua hari sebelum perhelatan berlangsung, Azrial putra dari makaji dating dari Jakarta. Ia pulang untuk menjemput makaji.)

c)     Suasana

-         Kacau : ( Apabila Makaji tidak dilibatkan gulai kambing akan terasa hambar.)

-         Bingung : ( Rombongan mempelai pria tiba, gulai kambing, gulai nangka, gulai kentang, gulai rebung, dan aneka hidangan yang tersaji bukan masakan Makaji.)

-         Kesal : ( Kalau besok gulai nangka masih sehambar ini, kenduri tak usah dilanjutkan!.)

-         Debat : ( “Mungkin sudah saatnya Ayah berhenti.”

 “ Belum! Akan Ayah pikul beban ini hingga tangan Ayah tak lincah lagi meracik bumbu,”balas Makaji.)

-         Sedih : ( Dengan berat hati Azrial melupakan Renggogeni.)


D.    Tokoh dan Watak :

a)    . Makaji

-         Baik hati : ( Makaji tidak pernah keberatan membantu keluarga mana saja yang hendak menggelar pesta.)

-         Pekerja keras : ( Di usia senja, ia masih tangguh menahan kantuk, tangannya gesit meracik bumbu, masih kuat ia berjaga semalam suntuk.)

-         Tanggung jawab : ( Beri Ayah kesempatan satu kenduri lagi, anak gadis Mangkudun dipinang orang. Sudah terlanjur Ayah sanggupi, malu kalau tiba-tiba dibatalkan.)

b)    Mangkudun

-         Sombong : ( Bahkan bila ia jadi kepala desa pun, tak sudi saya punya menantu anak juru masak!)

-          Keras kepala : ( Mangkudun benar-benar menepati janji Renggogeni , bahwa ia akan mencarikan jodoh yang sepadan dengan anak gadisnya.)

c)     Azrial

-         Baik hati : ( Bagaimana kalau Ayah jadi juru masak di salah satu rumah makan milik saya di Jakarta? Saya tak ingin lagi berjauhan dengan Ayah.)

-         Pendendam : ( Dengan maksud mengacaukan perhelatan  Mangkudun, Makaji diboyong ke Jakarta oleh Azrial.)

-         Pekerja keras : ( Awalnya ia hanya tukang cuci piting di rumah makan milik seorang perantau, kini Azrial sudah jadi juragan, punya enam rumah makan dan dua puluh empat anak buah.)

d)     Renggogeni

-         Baik hati : ( Dia laki-laki taat, jujur, bertanggung jawab.)

-         Pintar : ( Tidak banyak orang Lereh Panjang yang bisa bersekolah tinggi seperti Renggogeni.)

-         Penurut : ( Karena menuruti kemauan Ayahnya untuk di jodohkan.)




E.   Alur

Alunya yaitu maju mundur atau campuran.


F.    Sudut Pandang

Sudut Pandangnya yaitu orang ketiga serba tahu

Karena pengarang sudah mengetahui apa yang akan terjadi jika tidak ada Makji.


G.   Amanat

-         Janganlah memaki seseorang jika suatu saat akan membutuhkannya.

-         Jangan mempunyai rasa dendam kepada siapapun yang telah menyakiti tapi berpikirlah kedepan.

-         Jaga, hormati, dan lindungi orangtua kita.

-         Kunci kesuksesan yaitu adanya usaha, kerja keras, dam kegigihan.

-         Hilangkan sifat sombong yang akan menjerumuskanmu pada penderitaan.

-         Jangan memaksakan sesuatu yang tak di kehendakin karena akan berakibat buruk kedepannya.


   II.            Unsur Ekstrinsik


A)   Nilai Sosial

( Makaji tidak pernah keberatan membantu keluarga mana saja yang hendak menggelar pesta.)

B)    Nilai Budaya

( Dengan adanya khas budaya dari Lareh Panjang yaitu berupa makanan seperti : Gulai kambing, gulai nangka, gulai kentang, gulai rebung,  adanya pusaka peninggalan sesepuh adat Lereh Panjang, dan adanya pesilat turut ambil bagian memeriahkan pesta perkawinana.)

C)   Nilai Moral

( Buruk : “Bahkan bila ia jadi kepala desa pun, tak sudi saya punya menantu anak juru masal!”.

Baik : “ Kalau memang masih ingin jadi juru masak, bagaimana kalau Ayah jadi juru masak di salah satu rumah makan milik saya di Jakarta? Saya tak ingin lagi berjauhan dengan Ayah.”)